Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

jam

Featured Posts

Senin, 28 November 2011

Sempat Cerita Sakaratul Maut

Laporan Reporter Tribun Pekanbaru, Hengki Seprihadi/ Fakhrurozi
TRIBUNPEKANBARU.COM,  - Kamis (29/9) sore lalu, Raja Sofyan Samad masih sempat diskusi dengan sejawat sesama anggota KPU Riau, Lena Farida dan Tengku Edi Sabli. Saat itu, mereka bertiga bercerita mengenai kesehatan. Sofyan cerita tentang sakit gigi geraham.

Sofyan juga sempat bercerita mengenai kesibukan bolak-balik Pekanbaru-Jakarta mengikuti sidang Mahkamah Konstitusi. Diskusi berita itu berlangsung hingga sampai tiga jam. Sofyan mengatakan ia merasa bertanggungjawab, dan itu mendorongnya mengikuti sidang MK.

Tak hanya bercerita tentang pekerjaan, saat itu, Sofyan juga bercerita mengenai peristiwa menyentuh, yaitu cerita tentang sakaratul maut. Sofyan mengisahkan cerita mertua dan orang tua. "Allah itu penyanyang, permintaan terakhir itu dikabulkan," kata Sofyan saat berdiskusi bersama Lena Faridan dan T Edi Sabli.

Usai berdiskusi, sekitar pukul 16.00, mereka bubar diskusi, dan melanjutkan makan soto di Jalan Cempedak. Di sana Sofyan mulai mengalami gejala stroke. Ia lalu dilarikan ke RS Awal Bros.

Sementara itu, Jenazah Raja Sofyan Samad dishalatkan di Masjid Al Furqan, Beringin Indah, Jl Surian, Pekanbaru. Suasana di rumah duka tampak sudah dipadati para karib kerabat almarhum. Termasuk Gubernur Riau Rusli Zainal dan mantan Gubernur Riau Saleh Djasit. Mantan Sekdaprov Riau, Tengku Lukman Jaafar, juga terlihat datang ke rumah duka.

"Beliau terkenal sebagai orang yang sangat secure, rapi dalam administrasi. Beliau adalah tokoh yang tidak  asing lagi, baik bagi tokoh muda. Beliau salah seorang tokoh Riau, demikian juga di kalangan kampus. Selama dua periode sebagai Ketua KPU Riau, beliau sudah tunjukkan keberhasilan, beliau sudah laksanakan tugas dengan baik, beliau aktif berkoordinasi, rapi administrasi," kata Gubernur Riau Rusli Zainal.

Gubernur dua periode ini lantas mengutarakan, Riau kehilangan tokoh yang memiliki kapabilitas tinggi. "Riau kehilangan orang kapable dan selalu proporsional," kata Rusli, yang mengaku pertama kali mendapat kabar meninggalnya Raja Sofyan Samad dari ajudan sekitar pukul 12.15, atau lima menit setelah Sofyan tiada.

Raja Sofyan Samad, lahir di Simandolak, Kabupaten Kuantan Singingi, pada 17 Februari 1947. Sofyan tutup usia pada angka 64. Sofyan muda meraih gelar sarjana ilmu administrasi negara dari Fisip Universitas Riau tahun 1977. Ia lantas meraih gelar magister tahun 1985 dari Universitas Indonesia, serta gelar doktoral dari UI.

Periode 70-an, Sofyan muda sudah menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Riau pada Fraksi Karya Pembangunan, yakni pada periode 1971-1977. Kelar menjadi anggota dewan, Sofyan mengabdi di kampus. Ia tercatat menjabat sekretaris jurusan administrasi niaga Fisip UR periode 1978-1983, ketua jurusan hubungan internasional Fisip UR periode 1987-1989, Pembantu Dekan I tahun 1989, Dekan Fisip UR tahun 1994-2001.

Jabatan sebagai dekan, lantas ditinggalkan sejak tahun 2002. Saat itu, Sofyan dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua KPU Provinsi Riau. Sofyan meninggalkan istri, Tengku Arfini, serta empat anak.